Rabu, 29 Mei 2013

EFEK KOMUNIKASI MASSA


Komunikasi massa merupakan proses komunikasi yang terjadi antar manusia dengan menggunakan media massa. Bertujuan  agar para pendengar, pembaca, dan penikmat media massa dapat memahami secara serempak maksud isi pesan yang disampaikan oleh komunikator, baik pesan dari pribadi maupun pesan mewakili instansi atau suatu lembaga.
1.      Efek kehadiran media massa
       Efek kehadiran media massa adalah suatu efek yang berasal dari perlakuan media massa kepada kita. ada tiga pendekatan dalam media massa, yakni efek media massa, perubahan pada diri  khalayak komunikasi massa dan tinjauan suatu penelitian efek komunikasi massa:
            1.1 Efek hilangnya perasaan tertentu
Sering terjadi bila seseorang menggunakan media untuk menghilangkan perasaan tidak enak, misalnya kesepian, marah, kecewa, Media dipergunakan tanpa mempersoalkan isi pesan yang disampaikan. Dengan melihat berbagai acara yang di tampilkan oleh televisi misalnya seseorang secara tiba-tiba akan tertawa dan menangis sendiri karena melihat adegan dalam acara televisi tersebut.
            1.2 Efek tumbuhnya perasaan tertentu
Kehadiran media massa juga menumbuhkan perasaan tertentu. Kita memiliki perasaan positif atau negatif pada media tertentu. Tumbuhnya perasaan senang atau percaya pada media massa tertentu mungkin erat kaitannya dengan pengalaman individu bersama media massa tersebut, faktor isi pesan mula-mula amat berpengaruh, tetapi kemudian jenis media itu yang diperhatikan,apa pun yang disiarkannya.
2.      Efek Pesan yang Kami Harapkan dari Film yang Telah Kami Buat:
2.1 Efek kognitif
Efek ini berkaitan dengan pikiran, nalar, atau rasio. Misalnya komunikasi menyebabkan orang yang semula tidak tahu menjadi tahu, yang semula tidak mengerti menjadi mengerti, atau yang semula tidak sadar menjadi sadar. Akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya.
Menurut McLuhan, media adalah perpanjangan alat indera manusia. Namun, penyajian realitas oleh media telah mengalami proses seleksi terlebih dahulu (gatekeeping) sehingga muncullah stereotipe pada realitas yang ada (Rakhmat, 1985: 224).
2.2 Efek afektif,

yaitu efek yang berhubungan dengan perasaan. Misalnya, komunikasi menyebabkan orang yang semula merasa tidak senang menjadi senang, yang semula sedih menjadi gembira, atau yang semula merasa takut atau malu menjadi berani. Khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan sedih, iba, bahagia, dan lain sebagainya setelah mendapatkan pesan dari media massa.

Senin, 27 Mei 2013

KEBAHAGIAAN


            Kebahagiaan sebagai sesuatu yang ingin diperoleh setiap orang. Perasaan bahagia banyak ditimbulkan dari berbagai macam sebab. Mulai dari yang kecil, seperti bermain dengan teman-teman sampai yang besar pun ketika kita memperoleh suatu penghargaan. Namun yang menjadi pertanyaan, apakah hanya sebatas itu bahagia?
Sering kali kebahagiaan dianggap sebagai pikiran atau perasaan yang ditandai dengan kepuasan, kesenangan atau kegembiraan. Adapun kebahagiaan menurut para tokoh,
"Kebahagiaan adalah tujuan terbesar manusia dalam kehidupan. Ketenangan dan rasionalitas adalah pilar kebahagiaan." (Epicurus)
"Kebahagiaan adalah makna dan tujuan hidup, seluruh tujuan dan akhir eksistensi manusia."
(Aristoteles)
"Kebahagiaan adalah sebagian besar merupakan produk dari melakukan apa yang membuat kita merasa terpenuhi." (Dr Benjamin Spock), sementara itu kebahagiaan dalam psikologi :
1. Gabungan kesenangan, keadaan emosi, dan kepuasan Hidup. (Daniel Haybron. The Pursuit Unhappiness the Elusive Psychology of Well Being. Oxford University Press. New York. 2008)
2. Evaluasi diri saat ini dan masa sebelumnya. (Ed Diener. Personality. Culture and Subjective Well Being. Journal Annual Reviews Psychology 2002)
3. Perasaan positif dan kepuasan hidup. (C.R. Snyder  & Shane J. Lopez. Positif Psychology The Scientific And Practical Exploration of Human Stength. Sage Publication. California USA 2007 P. 129)
Dari pernyataan-pernyataan di atas dapat digambarkan mengenai apa yang dimaksud kebahagiaan merupakan makna sebagai rasa positif yang menjadi tujuan hidup dalam memenuhi kebutuhan untuk mencapai kepuasan. Adapun komponen-komponen kebahagiaan menurut Suh (dalam Carr, 2004) menyatakan bahwa kegembiraan dalam hidup merupakan komponen afektif dan kepuasan hidup merupakan komponen kognitif. Aspek-aspek yang telah disebutkan di atas sejalan dengan dua komponen kebahagiaan menurut Rakhmat (2004) dimana komponen kebahagiaan pertama adalah perasaan menyenangkan. Bahagia adalah emosi positif, dan sedih adalah emosi negatif. Sedangkan komponen kebahagiaan yang kedua adalah penilaian seseorang tentang hidupnya. Perasaan kita sebut sebagai unsur afektif dan penilaian unsur kognitif.
Menurut Prof. Seligman, ada tiga cara untuk bahagia:
1.      Have a Pleasant Life (life of enjoyment):
Ingin mendapatkan kenikmatan yang maksimal untuk meraih hidup yang menyenangkan. Cara ini cenderung ditempuh oleh kaum hedonis yang selalu ingin mendapatkam kepuasan. Jika satu kepuasan didapat akan mencari kepuasan-kepuasan yang lain tetapi selalu merasa kurang.
2.      Have a Good Life (life of engagement):
Dalam hal ini, kebahagiaan diperoleh ketika kita mengerjakan sesuatu namun sampai lupa waktu karena kita sudah terbawa dengan situasi yang ada. Mihaly Csikzentmihalyi memberikan tujuh ciri-ciri orang yang berada dalam keadaan flow/ menikmati sesuatu yang dikerjakan :
a. Fokus dan konsentrasi dengan terlibat secara penuh terhadap sesuatu yang dikerjakan
b. Merasakan "a senses of ecstasy" (seperti berada di luar realitas sehari-hari)
c. Benar-benar memahami apa yang dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya
d. Yakin terhadap kemampuan yang dimiliki, menyadari bahwa tantangan pekerjaan yang sedang dijhadapi dapat diatasi.
e. Merasakan kedamaian hati
f. Terserap oleh waktu
g. Motivasi intrinsik
      3. Have A Meaningful Life (life of Contribution):
Memiliki semangat melayani, berkontribusi dan bermanfaat untuk orang lain.  Menjadi bagian dari organisasi atau kelompok. Merasa lebih berarti jika kita bermanfaat bagi orang lain, ada di saat orang lain membutuhkan.
           










Referensi
Sumber dari buku :
Seligman, M.E.P. 2005. Authentic Happiness. Bandung: Mizan Media Utama

Sumber non buku :
(diakses pada 25 Mei 2013)

(diakses pada 25 Mei 2013)

Minggu, 26 Mei 2013

STRATEGI BELAJAR YANG EFEKTIF

STRATEGI BELAJAR YANG EFEKTIF


Mungkin kita seringkali bingung ketika akan menghadapi ujian, ingin melakukan presentasi atau hal apapun yang mengharuskan kita untuk belajar. nah disini saya memiliki beberapa tips belajar yang efektif yang mudah-mudahan berguna untuk kita semua.


1. Hubungkanlah hal-hal yang Anda baca dengan hal-hal yang telah anda ketahui. sebagai contoh, hubungkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip baru dengan pengalaman anda sendiri, kuliah yang pernah anda ambil, atau pengetahuan Anda secara umum mengenai manusia dan perilakunya.

2. Kaitkanlah konsep-konsep dan prinsip-prinsip abstrak dengan contoh-contoh konkret.

3. Kembangkanlah (elaborate) topik yang Anda baca, melampaui rentang pembatasan topik tersebut, dan tambahkanlah poin-poin yang relevan. cobalah berpikir melampaui informasi yang sudah Anda baca.

4. Secara berkala ujilah diri Anda sendiri untuk memastikan Anda telah mengingat dan memahami materi yang Anda baca.



DAFTAR PUSTAKA

Ormond, J. E. (2003). Educational Psychology. Developing Learners.